A. DEFINISI
Pneumonia adalah
– Penyakit yang sering disebut paru-paru basah dan termasuk jenis penyakit berbahaya.
– penyakit yang umum terjadi di semua kelompok umur, termasuk penyebab kematian pada anak – anak di bawah lima tahun di seluruh dunia.
– suatu infeksi dari satu atau dua paru-paru yang biasanya disebabkan oleh bakteri-bakteri, virus-virus, atau jamur. Sebelum penemuan dari antibiotik-antibiotik, satu per tiga dari semua orang-orang yang telah mengembangkan pneumonia, sesudah itu meninggal dari infeksi. Saat ini, lebih dari 3 juta orang-orang mengembangkan pneumonia setiap tahun di Amerika. Lebih dari setengah juta dari orang-orag ini diopname di sebuah rumah sakit untuk perawatan. Meskipun kebanyakan dari orang-orang ini sembuh, kira-kira 5% akan meninggal dari pneumonia.
http://www.totalkesehatananda.com/pneumonia3.html
B. ETIOLOGI
Penyebab yang paling umum dari suatu pneumonia bakteri adalah Streptococcus pneumoniae. Pada penderita Pneumonia, terjadi suatu penimbulan yang tiba-tiba muncul dari penyakit ini dengan kondisi menggigil, demam, dan produksi dari suatu sputum yang berwarna karat. Infeksi menyebar kedalam darah pada 20%-30% dari kasus-kasus, dan jika ini terjadi, 20%-30% dari pasien-pasien ini meninggal. Selain itu disebabkan oleh :
1. bakteri streptococcus
– Streptococcus pneumonia
– Staphylococcus aureus
– Legionella
– Hemophilus influenza
2. Virus: virus influenza, chicken-pox (cacar air)
3. Organisme mirip bakteri: Mycoplasma pneumoniae (terutama pada anak-anak dan
dewasa muda)
4. Jamur tertentu.
Adapun cara mikroorganisme itu sampai ke paru-paru bisa melalui:
– Inhalasi (penghirupan) mikroorganisme dari udara yang tercemar
– Aliran darah, dari infeksi di organ tubuh yang lain
– Migrasi (perpindahan) organisme langsung dari infeksi di dekat paru-paru.
http://www.indonesiaindonesia.com/f/9931-pneumonia/
C. KARAKTERISTIK MANUSIA
1. Peminum alcohol
2. Perokok
3. Penderita diabetes
4. Penderita gagal jantung
5. Penderita penyakit paru obstruktif menahun
6. Gangguan sistem kekebalan karena obat tertentu (penderita kanker, penerima organ cangkokan)
7. Gangguan sistem kekebalan karena penyakit (penderita AIDS).
Pneumonia juga bisa terjadi setelah pembedahan (terutama pembedahan perut) atau cedera (terutama cedera dada), sebagai akibat dari dangkalnya pernafasan, gangguan terhadap kemampuan batuk dan lendir yang tertahan.
Yang sering menjadi penyebabnya adalah Staphylococcus aureus, pneumokokus, Hemophilus influenzae atau kombinasi ketiganya.
Pneumonia pada orang dewasa paling sering disebabkan oleh bakteri, yang terserang yaitu bakteri Streptococcus pneumoniae (pneumococcus).
Pneumonia pada anak-anak paling sering disebabkan oleh virus pernafasan, dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun. Pada usia sekolah, pneumonia paling sering disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumoniae.
D. GEJALA
Gejala-gejala yang biasa ditemukan adalah:
– batuk berdahak (dahaknya seperti lendir, kehijauan atau seperti nanah)
– nyeri dada (bisa tajam atau tumpul dan bertambah hebat jika penderita menarik
nafas dalam atau terbatuk)
– menggigil
– demam
– mudah merasa lelah
– sesak nafas
– sakit kepala
– nafsu makan berkurang
– mual dan muntah
– merasa tidak enak badan
– kekakuan sendi
– kekakuan otot.
– tarikan otot rusuk
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
– kulit lembab
– batuk darah
– pernafasan yang cepat
– cemas, stres, tegang
– nyeri perut
– penderita menjadi kebiruan(sianosis).
– dahak berwarna kehijauan
– gambaran hasil ronsen memperlihatkan kepadatan pada bagian paru. Kepadatan terjadi karena paru dipenuhi sel radang dan cairan yang sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk mematikan kuman. Tapi akibatnya fungsi paru terganggu, penderita mengalami kesulitan bernapas, karena tak tersisa ruang untuk oksigen.
Pada anak usia di bawah 2 bulan, pneumonia berat ditandai kerapnya frekuensi bernapas. Bisa 60 kali permenit atau lebih tarikan napas, dengan penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam.
E. PENANGGULANGAN
1. Control
Jenis dan parahnya penyakit ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk usia, jenis kelemin, musim, dan kepadatan penduduk. Pada anak, infeksi lebih sering mengenai laki-laki dibanding anak perempuan. Puncak serangan infeksi antara usia 2 dan 3 tahun dan sesudahnya akan menurun sedikit demi sedikit. Beberapa kasus pneumonia tidak disebabkan infeksi mikroorganisme. Bisa juga akibat aspirasi makanan atau asam lambung, benda asing, hidrokarbon, bahan lipoid, reaksi hipersensitivitas dari saluran napas, akibat obat, radiasi, serta kondisi lingkungan.
* Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.
* Mengusahakan sirkulasi udara yang baik.
* Hindari rokok dan penderita batuk.
* Makanlah dengan gizi seimbang,
* Lakukan imunisasi, terutama untuk anak. Vaksin Hb sudah banyak dipakai untuk
menangkal pneumonia, selain meningitis. Vaksin ini untuk menangkal serangan bakteri Haemophyllus influenzae tipe B yang bisa menyebabkan kedua jenis penyakit itu.
http://www.anzoen.com/2009/10/penyebab-pneumonia-paru-paru-basah-dan.html
Penanggulangan penyakit Pnemonia menjadi fokus kegiatan program P2ISPA (Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Program ini mengupayakan agar istilah pneumonia lebih dikenal masyarakat, sehingga memudahkan kegiatan penyuluhan dan penyebaran informasi tentang penanggulangannya. Program P2ISPA mengklasifikasikan penderita kedalam 2 kelompok usia. Yaitu, usia dibawah 2 bulan (Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia) dan usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun.
Pencegahan penyakit IPD, termasuk pneumonia, dapat dilakukan dengan cara vaksinasi pneumokokus atau sering juga disebut sebagai vaksin IPD. Sedangkan peluang mencegah Pneumonia dengan vaksin IPD adalah sekitar 80-90%. Adapun mengenai waktu ideal pemberian vaksin IPD adalah sebanyak 4 kali, yakni pada saat bayi berusia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan dan diulang lagi pada usia 12 bulan. Vaksin aman dan dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lain seperti Hib, MMR maupun Hepatitis B.
Selain imunisasi, pencegahan pneumonia dapat dikontrok dengan menjaga keseimbangan nutrisi anak. Upayakan agar anak memiliki daya tahan tubuh yang baik, antara lain dengan cara cukup istirahat juga olahraga.
http://www.rsmarinir.com/isi.php?id=77
Dua vaksin tersedia untuk mencegah penyakit pneumococcal; pneumococcal conjugate vaccine (PCV7; Prevnar) dan pneumococcal polysaccharide vaccine (PPV23; Pneumovax). Pneumococcal polysaccharide vaccine direkomendasikan untuk dewasa-dewasa yang berada pada risiko yang meningkat mengembangkan pneumococcal pneumonia termasuk orang-orang yang lebih tua yang mempunyai diabetes, penyakit jantung, paru, atau ginjal yang kronis, mereka yang dengan alkoholisme, perokok-perokok sigaret, dan pada orang-orang yang telah diangkat limpanya.
Antibiotik-antibiotik seringkali digunakan dalam perawatan tipe pneumonia ini termasuk penicillin, amoxicillin dan clavulanic acid (Augmentin, Augmentin XR), dan macrolide antibiotics termasuk erythromycin, azithromycin (Zithromax, Zmax), dan clarithromycin (Biaxin).
F. PRINSIP PENANGANANNYA
Diagnosis pneumonia dilakukan dengan berbagai cara. Pertama dengan pemeriksaan fisik secara umum. Setelah itu ada pula pemeriksaan penunjuang seperti rontgen paru dan pemeriksaan darah. Penanganan pneumonia pun dapat dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya pengobatan dengan pemberian antibiotik. Penderita pneumonia dapat sembuh bila diberikan antibiotik yg sesuai dengan jenis kumannya, hanya saja perlu dosis tinggi dan waktu yg lama,
Namun, bakteri Streptococcus pneumoniae mulai resisten atau kebal terhadap beberapa jenis antibiotik. Bahkan kawasan Asia dinyatakan sebagai hot zone, yakni daerah dengan tingkat resistensi tinggi untuk bakteri pneumokok. Oleh sebab itu apabila pneumonia yang dialami cukup parah, penanganannya juga dilakukan dengan cara opname. Dengan perawatan khusus di rumah sakit, pasien bisa mendapatkan istirahat dan pengobatan yang lebih intensif, atau bahkan terapi oksigen sebagai penunjang. Selain itu penderita pneumonia juga membutuhkan banyak cairan untuk mencegahnya dari dehidrasi. Cairan ini bisa diperoleh dengan cara banyak minum air putih maupun melalui infus.
Untuk pneumonia oleh virus sampai saat ini belum ada panduan khusus, meski beberapa obat antivirus telah digunakan. Kebanyakan pasien juga bisa diobati dirumah. Biasanya dokter yang menangani pneumonia akan memilihkan obat sesuai pertimbangan masing-masing, setelah suhu pasien kembali normal, dokter akan menginstruksikan pengobatan lanjutan untuk mencegah kekambuhan. Soalnya, serangan berikutnya bisa lebih berat dibanding yang pertama. Selain antibiotika, pasien juga akan mendapat pengobatan tambahan berupa pengaturan pola makan dan oksigen untuk meningkatkan jumlah oksigen dalam darah.
GARDEA TYAS WARDANI
E2A009082
R1